Libur Lebaran Day 3: Fushimi Inari dan Kiyomizu


こんばんちわ♪

Hari terakhir libur lebaran, aka hari Minggu biasa haha, adalah jadwalnya untuk ke Fushimi Inari dan Kiyomizu. Mari kita lihat, apakah gue akan bertemu lagi dengan penjual sate daging sapi menyebalkan lagi atau nggak.

Well, nggak ketemu. Kali ini yang jualan adek-adek unyu. /woy!

Kali ini gue beneran jalan-jalan ke Fushimi Inari, karena hati senang walaupun tak punya uang wooo~ tidak bertemu si mas-mas sialan itu. Nggak begitu jajan karena emang lagi nggak ada mood makan. Jadi cuma jajan ala kadarnya doang. Mitarashi dango tercinta, kepiting dan es berhubung hari itu lagi panas banget.


Asli yak, ini dangonya enak banget. Asal ngelewatin pasti bakal mampir beli wakakakak.

Yah, nggak ada yang begitu spesial sih, berhubung gue kan memang nggak tertarik dengan kuil maupun gerbangnya. Biarpun gerbangnya ada banyak berderetan, tetap aja nggak ada yang spesial buat gue. Hanya menemani seorang teman yang pengen banget ke sana.


Abis dari Fushimi Inari, kita pindah tempat ke kuil Kiyomizu. Di sini kita bertemu dengan sebuah kesialan yang cukup menyebalkan. Kuilnya sedang dalam masa perawatan. Bagian atapnya tertutup terpal hitam. Udah panas-panas yak mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera, kuilnya ga bisa diliat. Masih tetap dibuka untuk umum, hanya saja bagian yang terkenalnya itu lho~ Nggak keliatan karena ditutupi terpal. Bete deh haha.

Tambah bete karena kedai yang berada di area kuil, meja ngelesehnya yang berada di gazebo adem di bawah pepohonan rindang, penuh. Males nunggu, nggak ada yang bisa dilakukan pula karena kuilnya ketutupan kain, balik aja deh haha.

Tapi yah, di jalan balik mampir dulu ke kedai yang lain. Kebetulan yang ini sepi karena memang tempatnya nggak seketjeh yang di area kuil haha. Mending lah~ Karena gue udah kepengen banget minum amechan. Panas-panas gitu kan paling enak minum yang dingin-dingin. Sekalian nyemil tokoroten.


Bagi yang nggak tau amechan itu apa, gampangnya sih wedang jahe versi dingin. Sedikit lebih manis dibanding wedang jahe, atau khayalan gue doang karena minumannya nggak panas jadi nggak sepedas wedang jahe. Segar banget sih yang pasti. Sedangkan tokoroten adalah agar-agar yang dipotong memanjang seperti mi disajikan dengan kuah kuromitsu.

Setelah itu cuma cuci mata doang di daerah pertokoannya, karena udah nggak ada tujuan lagi. Selain itu karena udah capek banget. Makin berasa capeknya karena nggak bisa liat penampakan si kuil. Paling beli beberapa oleh-oleh untuk diri sendiri. Gue pelit sih haha. Kemudian segera menuju stasiun. Menunggu shinkansen untuk pulang lagi ke Tokyo.

Selesai deh liburannya.

Welkam project bangsat lagi deh.

Overall, perjalanan kali ini pun, USJ tetap menjadi yang paling menyenangkan. Asli deh, kalau ada yang ke Jepang, wajib banget ke USJ!!

0 Comments