Monster Perusak Bernama Anak Kecil


Konbanchiwa~♪

Lebaran, waktunya keluarga berkumpul untuk saling bersilahturahmi. Juga waktunya untuk para penikmat animasi Jepang atau tokusatsu yang memiliki banyak koleksi merasa was-was dengan datangnya bocah-bocah perusak bersama para orangtuanya yang nggak tau diri. Kalimat semacam, "kasih aja deh ya mainannya, saya gantiin kok", rasanya bikin diri ini ingin sekali memutuskan tali persaudaraan dengan orang yang bersangkutan. Apalagi kalau yang bilang kayak gitu emak sendiri. Rasanya kayak nggak ada satu pun sekutu di dalam rumah.

Menurut gue, masalah ini bukan sekadar masalah orang awam nggak bisa bedain mana koleksian, yang mana mainan. Tapi lebih ke masalah orangtua nggak tau diri yang nggak bisa mendidik anaknya dengan baik. Waktu kecil dulu, gue pun kalau ke rumah saudara suka banget main dengan pajangan keramik atau boneka yang dikoleksi ama saudara gue itu. Tapi gue cukup tau diri untuk berhati-hati pas lagi main, jangan ampe rusak, dan ketika selesai main ya dibalikin lagi ke tempatnya serapih mungkin. Bukannya malah merengek minta "mainan"-nya jadi hak milik. Kalaupun kejadian yang kayak gitu, gue jamin orangtua gue pasti bakal ngomel sejadinya karena itu teh barang orang. Bukannya malah dengan enteng bilang, "kasih aja deh ya, cuma mainan ini kan".

Udah ngerti permasalahannya di mana? Para orangtua nggak tau diri. Mau cuma sekadar "mainan" kek, mau harga barangnya "murah" kek, nggak sepantasnya lo manjain anak lo untuk seenaknya minta barang orang lain. Apalagi kalau barang itu adalah barang koleksi.

Jujur, gue nggak pernah kejadian kayak gini karena kalau di Indonesia mah gue nggak pernah belanja-belanja barang yang bagi orang awam "mainan". Alasannya simpel, karena mahal. Duit gue biasanya abis buat belanja komik dan novel. Juga buat jajan makanan enak haha.

Satu-satunya pajangan yang gue punya adalah pajangan Gobusters. Gue nggak tau itu pantes disebut figurine apa nggak karena gedenya aja cuma sebesar ibu jari. Saya suka yang unyu-unyu. Pas ada bocah liat pajangan itu? Ya pengen mainin lah~ Tapi orangtuanya adalah orangtua cerdas yang ngelarang anaknya untuk sembarangan mainin barang orang.

Biasanya kalau ada bocah gue kasih Buster Ace (masih satu set dari pajangan Gobusters yang gue jelasin di atas) atau gacha ampas yanag pernah gue dapet. Mau rusak kek, dia bawa pulang kek, gue nggak peduli. /plak

Koleksi gue yang lain paling semacam switch Fourze atau lock seed Gaim. Nggak ada yang tertarik sama sekali =)) Sisanya barang fandom semacam CD, uchiwa, dan photo book. Sempet susah sih jelasin ke emak kalo uchiwa itu bukan buat ngipas tapi buat memeriahkan konser. Hanya sekadar untuk dipajang demi memuaskan hati seorang fangirl.

Tapi jujur, di keluarga gue nggak ada yang berani sembarangan nyentuh barang-barang gue. Kenapa? Kawan-kawan, ini lah gunanya jadi orang galak. Buku-buku pun mulus karena gue selalu wanti-wanti ke orang yang baca untuk jangan ampe lecek sedikit pun. Jadi antagonis itu nggak selamanya buruk kok haha. Emak gue pun awalnya tipe yang, "kasian Ndy, anak kecil kasih pinjem aja sih". Tapi begitu gue kasih tau harganya, dia melongo dan jadi yang paling berhati-hati dengan koleksian gue muhahahahah.

Jadi, selain galak, lo juga harus jujur ke orangtua lo tentang modal yang keluar demi barang koleksi yang lo kumpulin. Terutama buat anak sekolahan nih, banyak yang suka diem-diem beli barang mahal. Asal aja bilang barang murah biar nggak kena omel karena beli barang nggak guna mahal-mahal. Buang-buang duit lah istilah orang awam mah. Inget, yang namanya ngibul itu pasti bakal bawa petaka dah.

Keluarga gue, cukup terpelajar untuk mendidik anak-anaknya agar tidak sembarangan mainin barang orang lain apalagi ampe ngerusak atau menjadikan hak milik secara sepihak. Itu poin pentingnya ya wahai para orangtuaaaaaa. Didik anak kalian dengan benar!

Bukan masalah uang. Lo bisa ganti? Ya kalo gitu beli sendiri lah! Ke toko mainan sonoh! Usaha ngapa buat anak sendiri. Ini malah punya orang yang pengen lo embat ==a PENCURRY. RAMPOK. MALING.

Tapi jujur, gue pun mikirin nasib WCF dan boneka Digimon yang gue beli selama di Jepang. Yang paling aman mungkin emang pakai rak kaca. Mahal sih. Tapi kalo lo sanggup beli mainan mahal, kenapa mesti nggak sanggup nabung buat beli rak kaca juga kan? Atau nggak, kalau saudara lo sebegitu bebalnya, ya amankan dulu lah sebelum lebaran. Walau pun nggak bisa dijadiin solusi di waktu selain lebaran sih.

Yah, kita udah keburu punya hobi yang nggak bisa dimengerti oleh orang awam. Mau nggak mau lah ya harus mengeluarkan effort lebih biar seenggaknya, keluarga ngerti dengan hobi kita.

0 Comments