ぱんだ娘。あるある
  • Home
  • Chika
  • Fandom
  • Sitemap

こんばんちわ♪

Belakangan ini suka liat tweet yang menanyakan mengenai Furuba, terutama kutukannya. Penasaran, tapi kok ya kayak pada nggak mau baca komiknya. Padahal tinggal baca komiknya doang aaaaaaaaargh!!!

Chika gregetan mode on.

Jadi mau coba-coba menjelaskan sepemahaman gue ketika membaca. Masalah kutukan ini memang tidak dijelaskan sama sekali di komiknya. Jadi hanya bisa mengira-ngira dari nuansa ceritanya. Pemahaman gue pun mungkin bakal berbeda dengan orang lain. Jadi jangan dibawa terlalu serius juga. Hanya sang komikus lah yang maha mengetahui segalanya. Nah, bagi yang nggak suka dengan spoiler lebih baik skip post ini.

Oh iya, sebelum itu, bagi yang belum baca komiknya dan mungkin iseng banget baca post ini, boleh lah baca post Furuba yang ini dulu biar tau beberapa Junishi yang disebut-sebut di post ini.

WARNING
POST INI PENUH DENGAN SPOILER

Season satu baru saja selesai. Sejauh ini mungkin masih banyak yang mengira kalau kutukan Junishi hanya sebatas kutukan manusia berubah wujud menjadi 12 binatang shio Cina ketika berpelukan dengan lawan jenis. Namun hal tersebut bukanlah kutukan yang sebenarnya. Kutukan Junishi ini sudah dimulai beribu-ribu tahun yang lalu. Tau kan dongeng shio Cina? Diceritakan juga kok di season satu.

Alkisah, dewa yang tinggal sendirian di atas gunung yang jauh dari perkampungan, mengundang beberapa binatang ke sebuah jamuan karena merasa kesepian. Pada akhirnya yang datang ke jamuan tersebut tikus, sapi, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi hutan. Namun sesungguhnya kucing pun ingin menghadiri jamuan tersebut, sialnya justru ditipu oleh tikus. Tikus dengan sengaja memberi tau hari yang salah kepada kucing, sehingga kucing tidak datang ke jamuan. Jadilah, hanya 12 binatang yang menemani dewa melalu kesepiannya.

Begitulah dongeng shio Cina yang kita tau. Tapi bukan kisah shio Cina yang ada di Furuba. Ketika kutukan Junishi mulai lepas satu per satu, diceritakan kisah sesungguhnya dari dongeng Junishi. Pastinya ala Furuba. Nggak tau juga sih kalau cerita aslinya juga kayak gitu. Tapi gue nggak ada niatan buat cari tau ini tuh cerita beneran atau nggak. Begini kisahnya...


Alkisah, ada seorang dewa yang tinggal sendiri di atas gunung jauh dari pemukiman warga, karena ia kurang bisa berinteraksi dengan manusia. Suatu hari, ia mendapat tamu seekor kucing. Si kucing yang merasa sedih melihat sang dewa hanya sendirian di gunung tanpa ada teman, menyatakan diri bersedia untuk menemani hari-hari sang dewa. Sejak saat itu kucing tidak pernah pergi dari sisi dewa.

Si kucing memberi ide kepada dewa untuk mengadakan sebuah jamuan agar lebih ramai. Diundang lah beberapa binatang lain ke jamuan tersebut. Tikus, sapi, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing dan babi hutan. Kemudian, pada jamuan tersebut, mereka semua berjanji untuk selalu bersama selamanya. Selamanya bersama-sama selalu mengadakan jamuan yang menyenangkan.

Tidak disangka-sangka, tiba saatnya kucing menemui ajalnya. Sang dewa sangat merasa sedih melihat kucing yang dijemput oleh maut. Atas saran binatang yang lain, mayat si kucing yang sudah tidak bernyawa, dihidupkan kembali oleh dewa. Namun bagaimana pun juga, si kucing memang sudah mati. Si kucing yang sesungguhnya sudah menerima kematiannya, tidak suka dihidupkan kembali. Ia murka terhadap apa yang dilakukan oleh dewa kepada dirinya. Untuk apa menghidupkan kembali jasad yang sudah mati? Dewa harusnya bisa menerima kenyataan bahwa sesuatu yang datang, suatu saat pasti akan pergi. Tidak ada hal yang kekal dalam dunia ini.


Sesudah baca kisah di atas, kebayang tidak bentuk kutukan yang sesungguhnya itu seperti apa?

Kalau masih nggak ngerti, nggak heran sih. Di season satu aja semua Junishi belum lengkap keluar. Bahkan siapa sosok dewa aja belom ketauan. Haha~

Para Junishi bisa berubah bentuk bila berpelukan dengan lawan jenis. Khusus untuk kucing, ia memiliki dua wujud. Yang satu adalah wujud kucing normal, dan yang satu adalah wujud mayat kucing yang dipaksa dihidupkan kembali oleh dewa. Namun, selain berubah bentuk jadi binatang, bentuk kutukan yang sesungguhnya adalah sebuah ikatan untuk selalu bersama selama-lamanya. Ingat kalau setiap tahun baru, keluarga Soma mengadakan pesta yang hanya boleh dihadiri oleh kedua belas Junishi? Para Junishi ini terikat oleh sebuah ikatan kasat mata antara Junishi dengan sang dewa. Siapa sang dewa tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah Soma Akito, sang kepala keluarga.

Bagaimana bisa tau kalau Akito adalah dewa?

Ketika Akito masih berada dalam kandungan, yang mana bahkan ibunya sendiri masih tidak tau kalau ada nyawa baru dalam perutnya, Junishi yang sudah ada saat itu menangis menghampiri ibu Akito. Perasaan kangen mereka terhadap dewa membludak sampai-sampai tak tahan untuk tidak menangis. Mereka adalah Shigure, Hatori, Ayame, Kureno dan Ritsu. Nggak ada angin, nggak ada ujan, mereka berlima tiba-tiba mengunjungi ibu Akito sembari menangis, menyambut kedatangan dewa. Bahkan saat Akito masih sebuah janin, para Junishi sudah merasa terikat dengan Akito.


Ikatan tersebut lah kutukannya. Seluruh Junishi, Kyo sekalipun, tidak bisa membangkang dari Akito. Diperlakukan buruk seperti apapun oleh Akito, mereka tidak akan pergi meninggalkan Akito sendirian. Meski begitu, dibanding Junishi, Akito lah yang sangat berpegang teguh dengan ikatannya dengan Junishi. Bisa dilihat, sesedih apapun Kureno dan Momiji lepas dari kutukan, namun hanya Akito lah yang sampai memohon-mohon untuk tidak pergi dari sisinya. Karena dewa adalah makhluk yang kesepian. Karena mereka sudah berjanji untuk bersama selamanya.


Lalu, bagaimana caranya kutukan itu bisa lepas?

Menurut Shigure, kutukan ini pada dasarnya memang sudah rapuh. Kutukan ini sudah berlangsung beribu-ribu tahun lamanya. Mungkin memang sudah saatnya jamuan ini berakhir. Shigure mulai merasakan hal ini ketika Kureno lepas dari kutukan. Meskipun Akito tidak memberi tau dan meminta Kureno untuk tutup mulut mengenai kutukannya yang sudah hilang, sesungguhnya Junishi yang lain merasakan hal tersebut. Ada yang aneh dari Kureno. Dia tidak seperti teman seperti biasanya. Para Junishi selain Shigure tidak memikirkan hal tersebut, namun perasaan aneh itu lah yang membuat Shigure berpikir, memang akan datang saatnya kutukan itu akan hilang dengan sendirinya. Mungkin memang hanya soal waktu saja kutukan tersebut akan berakhir.


Selain itu, satu per satu para Junishi mulai memiliki ikatan dengan orang lain. Kyo terhadap Toru. Yuki terhadap Machi dan Manabe. Haru terhadap Rin. Muncul sebuah ikatan yang merusak ikatan Junishi dengan Akito. Karena itu lah Akito benci sekali dengan Rin, karena bagi Akito, Rin hanya mengganggu ikatannya dengan Haru. Meskipun Rin sendiri terikat juga dengan Akito.

Yah, selain karena rambut panjangnya Rin mirip banget dengan ibu Akito yang sangat dibenci oleh Akito. Menurut gue salah satu yang bikin Akito nggak suka denga Rin karena Rin berhubungan dengan Haru.

Terus bagaimana bisa tiba-tiba semua kutukan Junishi yang tersisa hilang bersamaan? Karena Akito akhirnya menerima kalau mereka tidak bisa bersama selamanya. Akito lah yang melepas semua ikatan tersebut, membiarkan para Junishi bebas.

Lepasnya kutukan Kureno, Momiji dan Hiro, bisa menjadi contoh yang tepat untuk teorinya Shigure. Kutukan tersebut sudah rapuh. Ketika kutukan Hiro lepas, Akito seperti mulai bisa menerima bahwa mereka tidak bisa bersama selamanya. Jamuan tersebut sudah tidak bisa dilanjutkan kembali. Ketika ada yang datang, pasti akan ada yang pergi dan yang sudah pergi, tidak akan bisa kembali lagi. Sampai akhirnya Akito sampai di titik di mana ia rela melepas ikatan tersebut.

Kenapa Akito akhirnya bisa melepaskan ikatan berharganya? Karena Toru.

Semenjak kedatangan Toru di rumah Shigure, para Junishi seakan-akan mulai berani membangkang dari Akito. Kesal, Akito pergi menemui Toru dan menumpahkan segala kekesalannya yang selama ini ia pendam. Sempat terjadi adu mulut, namun pada akhirnya ketulusan hati Toru lah yang menang. Di saat itu lah, tanah tempat Toru berpijak longsor. Toru pun terjatuh tanpa sempat ditolong oleh Akito. Sejak saat itu, Akito mulai mempertanyakan apa memang segala hal yang selama ini dia lakukan demi menjaga ikatannya dengan Junishi adalah kesalahan? Sampai akhirnya, ia melepas semua ikatan tersebut. Akito akhirnya mengakhiri jamuan yang sudah berlangsung beribu-ribu tahun.

Begitu lah.

Buset dah, ini mah inti cerita Furuba bener-bener gue ceritain ampe tuntas dalam satu post hahhahaha.

Seperti yang sudah gue jelaskan di atas, ini menurut pemahaman gue. Jadi kalau ada yang memiliki pemahaman beda, ya nggak masalah. Terserah aja. Mungkin kalau bisa share juga menurut kalian kutukannya ini seperti apa dengan memberi komentar? Gue bakal dengan sangat senang hati menerima sudut pandang yang berbeda. Sedangkan bagi yang masih belum mengerti juga, gue nggak akan bosen-bosennya berkata begini, BACA KOMIKNYA!

こんばんちわ♪

Dua minggu yang lalu jadi dua minggu tersibuk yang pernah gue alami setelah kembali ke tanah air. Capeknya berasa banget. Semingguan ini pulang kerja langsung tepar, pules tidur, bahkan tanpa cuci muka dan memakai produk perawatan kulit wajah =(( Muncul jerawat deh huhu.

Emang lo ngapain aja sih dua minggu itu?

Well, Senin sampai Jumat pastinya kerja banting tulang bagai kuda seperti biasanya, kemudian akhir minggunya ini. Ada Battle of The Toys, main bareng temen yang udah lamaaaaaa banget nggak ketemu, dan untuk pertama kalinya gue menghadiri Comic Frontier. Mari bahas satu-persatu.

Setelah sekian lama, akhirnya gue main-main lagi ke Battle of The Toys! Tapinya sih tetep aja nggak ngumpul bareng Tokusatsu Heroine Indonesia haha. Letih euy. Badannya udah nggak kuat berkunjung ke event lama-lama. Jadilah gue ke sana agak siangan, biar nggak terlalu nunggu giliran Yoffy tampil. Mweheeee...

Lah, jadi intinya Yoffy nih?

Oh iya dong~ Kan pas nonton Chou Eiyusai teh gue lagi sakit, nggak bisa teriak-teriak. Jadi mau pelampiasan teriak-teriak CHANCHANBARACHANBARAAAAA sepuas-puanya hahahahaahah.

Seperti yang udah gue tulis di atas, gue datang agak siang, selepas Zuhur. Sempet makan siang dulu bahkan deket stasiun karena biasanya makanan di event teh meh gitu kan. Sesampainya di sana tuh kayak cuma nunggu sekitar tiga jam sampai giliran Yoffy tampil di panggung. Selama tiga jam itu yang gue lakukan adalah, mampir ke booth THI, keliling-keliling, makan lagi haha~


Ada sedikit niatan mau coba kumpul-kumpul. Tolong diingat saya orangnya pemalu dan awkward abis dengan orang yang baru dikenal. Tau sih kalau bakal banyak yang nggak percaya. Begitu sampai pun sesungguhnya gue langsung menuju ke booth THI, ya taaaaaapi.... Orang-orangnya pada buru-buru pas banget mau pergi ke manaaa gitu. Setor muka doang deh jadinya.

Abis itu keliling-keliling dulu sembari menunggu mereka balik lagi ke BoTT. Baru jalan ke booth sebelah THI, ketemunya Conan. Niat bener ampe bikin bagan (?) karakter apaaaaa gitu. Ini udah mana ingatan gue busuk, nggak gue poto pula karena nggak ngeh juga buat apdet blog saat itu. Yang paling gue inget adalah boneka-boneka Amuro bikin gemesh.

Setelah itu, lagi-lagi belom terlalu jauh dari booth Conan, ada booth Digimon. Waaaaa, ada Digimooooon. Awalnya gue berbinar-binar, tapi begitu liat gudis-gudis yang dipamerkan.... WOY SULTAN MANA INI YANG PUNYA GEM SERIES SEBANYAK INI wOAO)w Jiwa misqueen diri ini memberontak. Pengen juga G.E.M series Mimi dan Hikari yang lengkap begitu huhu.


Betapa indahnya mereka semuaaaaaa.

Berikutnya, poto-poto gejeh bersama DX Heisei Rider. Keliling liat barang jualan. Liat-liat gacha, berujung ngeluarin duit huhu. Main deh huhu. Kenapa harga koinnya mahal sekali u_u

Udah mana ujung-ujungnya belanja juga. Kenapa sih diri ini ==a

Setelah makan, kembali tengok booth THI lagi. Lah orang-orangnya masih belom balik juga ternyata. Yowes lah, karena nggak lama lagi giliran Yoffy, gue ke panggung deh menghabiskan waktu. Sebelum Yoffy tampil itu giliran om Geki. Lumayan lah, liat artis sentai dari deket kan ya~

Setelah itu baru deh yang ditunggu-tunggu naik ke panggung.


Baru juga naik panggung, intro lagu Dekaranger terdengar. Ah, ini dia. Ini dia sensasinya denger lagu sentai apalagi kalau live. Nyanyinya doang sih yang live, musiknya mah kagak. Bisa teriak-teriak itung mundur. Bisa jingkrak-jingkrakan. Saya bahagia.

Lucunya saat itu yang nge-chant cuma gue. Bukan yang bagian itung mundur sih. Kan ada tuh ritme ketika mengayunkan penlight. Nah, tangan tuh gue gerakin kayak gitu. Diliatin dong ama orang-orang dengan tatapan "ini wota nyasar dari manaaaa". Well, emang bener wota sih haha. Padahal kalau nonton Chou Eiyusai teh itu tuh normal banget, tapi waktu itu gue malah diliatin orang kayak yang salah event gitu =((

Tapi gue nggak peduli sih, lagu lain pun gue kayak gitu kecuali yang lagu animasi karena nggak tau haha. Cuma tau lagu-lagu sentainya doang. Apalagi pas Shinkenger CHANCHANBARACHANBARABARAAAAAA WOHHOOOOOOOO. Lebih parah lagi gue jingkrak-jingkrakannya. Memang yang namanya konser harus seperti ini. Jingkrak-jingkrakan!! /woy

Kebayang nggak capeknya kayak gimana? Udah mana itu teh bawa-bawa tas. Biasanya kan nonton konser teh tasnya ditaruh di tempat duduk. Nah ini harus tetap bawa-bawa tas sambil jingkrak-jingkrakan. Kata koruuuu~ Nah ini baru BoTT doang. Abis Yoffy manggung langsung pulang aja sampai rumah tetap aja lewat dari jam delapan malam. Huhu. Nasib rumah di ujung dunia. Alasan gue langsung pulang saat itu karena, keesokan harinya gue ada janji main bareng temen. So! Karena nggak mau kepanasan juga di jalan, kita janjian nggak siang-siang amat.

Ke mana kah kita pergi main? Itu lho, mall sejuta umatnya warga Jakarta yang selalu sukses bikin jalanan macet. Kokas! Ngapain bela-belain ke Kokas? Demi Gindaco mah bela-belain lah ke Kokas sekalipun.

ADA GINDACO DI KOKAS HAHAHAHAHAHAHAH!!!!!


Kita pesan takoyaki, mentai cheese dan teritama. Mari makaaaaaannn!!

Wahai pengunjung blog, Gindaco itu enak banget lho. Enak banget! Saking enaknya, buat gue bahkan takoyaki dan Gindaco udah kayak dua hal yang berbeda. Rasanya nggak ada beda dengan yang dijual di Jepang, hanya saja topping dan sausnya nggak sebanyak di Jepang. Padahal kalau makan teritama yang isi enam buah tuh bisa kenyang lho.

Rencana hari itu cuma makan Gindaco doang. Jadi abis makan Gindaco cuma muter-muter gejeh kayak liat-liat barang di Daiso. Abis itu ke Shirokuma Cafe karena masih pengen ngobrol-ngobrol dan nyantai. Saat itu Shirokuma Cafe lagi ada menu spesial Gudetama. Maaf, lebih tepatnya hanya ada menu Gudetama. Gue pesan omurice, ayam goreng dan jus pisang. Omurice-nya biasa aja. Cenderung nggak ada rasa, dan jujur aja, gue bisa bikin omelette yang jauh lebih enak dengan penampakan Gudetama yang jauuuh lebih unyu. Ayam gorengnya enak, tapi yang enak malah lupa dipoto. Kalau jus pisangnya ini sih, enyak banget =w=b Kalau udah urusan dessert sih, Shirokuma Cafe jagonya lah.


Hari itu jalan-jalannya gitu doang. Hebat tuh satu minggu penuh kerjaannya keluyuran haha. Nah, minggu depannya masih keluyuran lagi. Menemani salah satu temen gue ke Comic Frontier. Ini pertama kalinya gue ke Comifuro. Niat awal cuma mau nemenin doang. Ujung-ujungnya jadi ada urusan juga di sana. Haha~

Tau komik Scrambled? Gue salah satu penggemarnya. Dikarenakan beberapa makhluk bego yang berlindung atas nama kemiskinan, ternyata banyak yang suka ngutil kartu bonus komiknya di toko buku. Akhirnya diputuskan untuk nggak memberi bonus lagi di buku berikutnya =(( Tapi kalau masih mau kartu, bisa didapat dengan cara PO komiknya atau beli komiknya di event-event. Gue males PO. Males bikin akun baru lagi. Udah ogah gue punya banyak-banyak akun di berbagai toko online. Pas banget ada Comifuro, yowes lah beli di Comifuro aja kan pikir gue.

Gue udah tau penggemar komik ini banyak banget. Selain karena memang pengunjung Comifuro itu buanyak banget, biar nggak ngantri lama, jadi gue dan temen gue dateng pagi. Janjian jam tujuh di stasiun Sudirman. Gilak, kerja aja masuknya jam setengah sembilan hahahah. Jadilah, hari Sabtu pun gue bangun sepagi biasanya bangun kerja hahahaha. Astaga badanku.

Sialnya, udah dibela-belain dateng sepagi itu, nggak dapet dong komiknya, karena komiknya masih belom siap. Komiknya masih entah berada di mana, pokoknya belom ada di sana. Yowes lah, kita keliling-keliling dulu ambil titipan temen-temen yang lain. Beri gue penghargaan karena kuat untuk nggak belanja barang-barang unyu. Imun gue buat belanja memang hebat.

Sayangnya, udah keliling-keliling pun, si komik masih belom sampai juga. Udah mana orang-orangnya teh pas ditanya malah mangaduh-aduh, kemudian memalingkan muka. Udah gitu. Dicuekin gitu aja. Ngerti sih mereka panik karena banyak yang nanyain, tapi kalau dicuekin kan bikin hatiku potek. Akhirnya kita keluar aja deh dari Comifuro. Temen gue juga sama-sama orang yang nggak kuat ada di tengah-tengah keramaian. Belom juga Zuhur, kita udah pulang dong dari Comifuro hahahaha. Abis itu malah jadi main ke GI. Nggak lama-lama juga sih, cuma makan siang dan liat-liat di Kinokuniya. Baru deh bener-bener pulang ke rumah.

Dua minggu tersibuk yang pernah gue rasakan =)) Kayaknya ada deh satu hari yang gue capek banget, akhirnya minta masuk kerja siang hahaha. Beneran nggak kuat badannya, mau lanjut tidur aja pagi itu. Badan mau kepala tiga tuh kayak gini ya rasanya :"D

Salah satu fandom yang aktif gue ikutin selain Haropuro adalah Super Hero Time. Super Hero Time sendiri adalah slot khusus untuk tayangan tokusatsu anak di TV Asahi. Walaupun hanya sekadar suka, bukan yang penggemar berat gitu, fandom satu ini lumayan sering merampok duit gue.

Gue mulai terjun ke dalam fandom SHT ini ketika gue mengenal Amuse Handsome Team. Saat pertama kali gue jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Dori. Bahasa gue geli banget dah... Waktu baru-baru kenal Amuse masih belum tertarik sih dengan SHT. Serial SHT yang pernah gue tonton pun hanya sekadar serial yang pernah tayang di tipi ketika jaman masih kecil dulu, seperti Kakuranger atau Kamen Rider Ryuki.

Menyadari sesuatu? Biasanya yang seangkatan dengan gue akan dengan bangganya bilang kalau Kamen Rider pertama mereka adalah Ksatria Baja Hitam. Gue? Sekalipun gue nggak pernah nonton serial terkenal ini. Pertama kali Ksatria Baja Hitam tayang di Indonesia, gue masih bayi. Paling baru dua taun. Pas tayang ulang pun, gue nggak nonton. Cuma tau kalau serial tersebut terkenal banget.

Dibanding SHT, waktu kecil dulu gue lebih mengandrungi Ultraman dan Power Ranger. Harusnya sih semua serial Power Ranger yang pernah tayang di tipi waktu kecil dulu udah gue tonton. Tapi yang paling berbekas di hati ya Mighty Morphin Power Rangers, Ninja Storm dan SPD.


Udah, gitu doang. Singkat kata, gue bukan penikmat tokusatsu sejati. Pens karbitan kalau kata orang-orang yang udah lama menggeluti fandom ini.

Ketika gue udah jadi otaku sih pernah iseng-iseng nonton Dekaranger. Tapi ya udah, sekadar asal nonton doang. Banter-banter Den-O, karena yah, terkenal banget kan. Sebagai pembaca Animonster yang baik, seluruh artikel yang ada tuh gue baca semua. Salah satunya B-Side yang sering membahas serial tokusatsu. Jadi tau deh kalau Den-O itu terkenal banget, dan jadi sedikit tertarik dengan serial satu itu.

Hingga suatu ketika, gue berkenalan dengan Amuse Handsome Team. Aktor muda dari agensi Amuse kan lumayan banyak tuh yang pernah akting di SHT. Selain itu, gue juga lagi bosen-bosennya dengan drama atau kartun. Lagi nggak ada yang menarik untuk ditonton lah kira-kira. Alhasil gue mulai melirik serial super hero.


Target pertama adalah Den-O, karena ada Dori dan Momotaros. Karena Momo tuh eksis banget di mana-manaaa. Bikin penasaran. Sembari nunggu ketemu temen yang punya pernak-pernik Den-O lengkap, pertama-tama gue coba jajal rider lain dulu, yaitu Fourze yang sedang tayang saat itu. Ini masih mode males-malesan. Belum on fire karena saat itu Oryo masih belum eksis. Baru beritanya doang kalau second rider di serial Fourze diperankan oleh Oryo.

Eh, ujug-ujug malah Mano-chan bakal jadi Nadeshiko di film. Semangat deh nonton serialnya biar ngerti pas nonton filmnya. Kemudian? Jadi lah bocah panda yang sekarang. Hahahahahah. Langsung maraton deh nonton serial apapun yang bisa gue donlod. Indahnya masa kuliah, punya waktu banyak untuk sekadar maraton donlod dan nonton serial super hero.


Gue bukan tipe penggemar berat yang nonton semua serial. Apalagi tipe yang serius banget ampe jurus-jurusnya, mecha, senjata, apapun itu lah pokoknya ampe detil-detilnya pun dia ngerti. Gua cuma menikmati ceritanya yang sesuai dengan selera gue.

Sejauh ini, serial yang paling gue suka adalah Gobusters dari Super Sentai dan Fourze dari Kamen Rider. Eh, tapi gue juga suka banget dengan Den-O sih... OOO juga. Gaim juga. Build apalagi hahahahaah. Gregetan tiap minggu nonton Build.

Kalau diambil persamaannya sih ya, gue suka tipe cerita yang rada lawak. Den-O juara lah ya masalah lawak XD Tapi gue lebih suka Fourze karena ada Kamen Rider Club. Paling lemah lah dengan cerita persahabatan. Selain itu gue suka dengan tema luar angkasanya. Btw gue masih nggak ngerti lho Presenter itu apaan sih? Tuhan? /plak


Bagaimana dengan Zi-O? Nggak ngikutin euy~ Nonton bagian Fourze (yang nggak penting banget astaga), Den-O dan OOO doang. Apalagi pas Shu Eiji muncul. Teriak-teriak gue nontonnya hahhaha.

Sebenernya mulai tertarik ketika terkuak fakta kalau Tsukuyomi dan Swartz bersaudara. Asa cerita intinya mulai keliatan. Tapi ujung-ujungnya masih tetap kurang menarik perhatian gue. Disamping perkembangan karakter Sougo yang okeeee banget. Nontonnya jadi kayak skip-skip bagian bego doang haha.

Kalau Zero-One? Yaelah, baru juga dua episode. Masih belum tau bakal ngikutin atau nggak, walau memang sejauh ini sih baik-baik aja. ARUTOOOO JANAI TOOOOOO!!!! Pak CEO ini kenapa sih wajahnya nggak bisa dikontrol sedikit gitu lho.


Di lini Sentai, Gobusters masih tak tergantikan. Gue juga nggak ngerti kenapa bisa jadi suka banget dengan Gobusters, tapi kalau mau bilang poin-poin Gobusters yang lebih dibanding Sentai lain, gue bisa sebut banyak karena Gobusters emang rada antimainsetrum.


Contoh gampangnya, kostum. Bahan yang digunakan untuk kostum Gobusters bukanlah bahan spandex yang biasa digunakan dalam serial Super Sentai, tapi yang dipakai adalah kulit sintetis. Desainnya pun simpel, tapi nggak monoton.

Contoh yg lain adalah para monsternya. Dalam dunia Sentai, ketika monster dikalahkan, biasanya akan diberi kekuatan baru yang dapat membuat mereka menjadi raksasa. Tapi kalau di Gobusters, ketika seekor monster diciptakan, yang akan muncul terlebih dahulu adalah monster biasa. Beberapa saat kemudian, barulah monster raksasa akan muncul. Jadi disaat bersamaan akan ada dua monster yang harus dibasmi oleh Gobusters. Bukan ngalahin monster biasa dulu, setelah mnnster tersebut kalah, baru berhadapan dengan versi raksasanya.

Poin lain yang bisa bikin gue suka banget Gobusters dibanding Sentai-sentai yang lain adalah, karakter villain yang beneran menggunakan otak. Nggak hanya, "lu maju! Sekarang lu yang maju! Ganti, lu maju! Yaelah, kalah muluk. Gue dah yang maju." Ya udah, last boss pun kalah, selesai deh ceritanya. Persis kayak lagi main game. Karakter villain di Gobusters, bernama Enter, akalnya banyak banget astaga. Jadinya tuh bikin cerita seru banget.


Selain Gobusters, sentai yang gue suka adalah Shinkenger, Gokaiger, Toqger, dan--bagi yang kenal gue pasti udah paham banget--Lupapato! Shinkenger, plot twist-nya indah sekali~ Karakternya pun oke punya semua. Gokaiger, suka dengan keenam karakter utama. Selain itu heroine yang paling gue suka adalah Gokai Yellow! Toqger, suka banget liatin Raito makan mulu kerjaannya hahahhaah.

Lupapato?

HAHAHAHHAAHAHHAHAAHAH. Iya, karena Duu. Sekian.

Nggak gitu jugaaaaaaa. Dari segi cerita cukup menarik, walau memang sayang banget hanya terfokus ke satu tim doang. Padahal udah sok-sok revolusioner gitu ada dua tim sentai di satu serial, tapi ujung-ujungnya hanya menceritakan satu tim doang ==a Dibikin kayak Hurricanger dan Gouraiger aja kalau gitu mah.


Unyu banget kan? Wohhooooooo, pacarnya Maachan tuh~ << MaaDuu loss tiada akhir

Kalau Ryusoulger memang nggak ngikutin. Entah lah, gue udah mencoba nonton berkali-kali, tetap aja hasilnya malah asyik baca novel atau komik, mengabaikan Ryusoulger. Bener-bener nggak tertarik dengan sentai tema dinosaurus sepertinya.

Tapi jogetnya mah apal dong!

Jadi, begitu lah kisah gue dengan Tokusatsu Jepang. Nggak penting banget kan ya? Memang! Ini lagi pengen ngetik sesuatu aja karena akhir-akhirnya nggak begitu nge-post u_u
Newer Posts Older Posts Home

pandamusume

Chikaです♪
Full Time Fangirl

Harowota yang doyan banget makan.
Tabe-aruki is life! Menulis tentang hal
apapun yang dia suka.
Read More

POPULAR POSTS

  • Komik: Fruits Basket Another
  • Apabila Bertemu Diri Sendiri Sepuluh Tahun yang Lalu
  • Libur Paskah: Bandung

recent post

Recent Posts Widget

Categories

  • blabberings 27
  • burari 19
  • fandom 40
  • nikki 63
  • tabearuki 13
  • tabi 19
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2020 (6)
    • ►  June (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2019 (20)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ▼  September (3)
      • Serba-serbi Kutukan Fruits Basket
      • Battle of The Toys 2019 dan Comic Frontier 13
      • Bocah Panda dan Tokusatsu Hero
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2018 (34)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (3)
    • ►  June (6)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (39)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (1)
    • ►  March (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)

Followers

itadaikimassu

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates