Museum Ghibli


こんばんちわ♪

Siapapun yang tinggal di Jepang pasti mengerti betapa sulitnya mendapatkan tiket masuk Museum Ghibli. Yah, kalau untuk mahasiswa mungkin nggak ada masalah ya karena bisa datang hari apa saja, tapi bagi pekerja? Bisa mendapatkan tiket masuk Museum Ghibli di akhir minggu merupakan sebuah keajaiban. Lebai yeh? Tapi emang beneeeeerr. Sekejap abis tiket akhir minggu tuh u_u Tiga tahun tinggal di Jepang, akhirnya gue menyerah membeli tiket masuk akhir minggu. Pasrah aja lah ambil cuti demi main ke museum satu ini.

No regrets tho.

Museum Ghibli berada di Mita, Tokyo. Stasiun terdekatnya ya stasiun Mita. Ada dua pilihan menuju museum dari stasiun, yaitu naik bis khusus atau jalan kaki. Gue sih merekomendasikan untuk jalan kaki. Sekitar 15 menit dari stasiun. Lebih hemat, dan pemandangan kota Mita juga indah untuk dinikmati. Karena gue ke sananya masih masa peralihan dari musim gugur ke musim dingin, jadi masih ada beberapa pohon yang memerah! Selain itu ya, papan petunjuk arah menuju museum tuh cakep banget hehe.


Jadinya bikin perjalanan menyenangkan setiap menemukan papan petunjuk jalannya. Rutenya nggak rumit kok. Dari pintu keluar selatan stasiun Mita, ambil jalan ke arah kiri. Tinggal luruuuus terus sampai ketemu perempatan. Nyebrang, belok kanan, luruuus lagi sampai ketemu museumnya. Btw karena gue nggak minat naik bis dari awal, gue nggak tau ongkos naik bisnya itu berapa. Bisnya sih yang pasti lucu.


Duh, abis poto udah langsung poto lagi aja nih. Seperti yang udah gue jelaskan di atas, dari perempatan tuh tinggal luruuuus aja sampai ketemu museumnya. Waku waku deh begitu liat gerbangnya.


Dan di pintu masuknya ini pengunjung segera disambut Totoro!!


TENSHON AGARUUUUU ⤴

Btw lagi, gue nggak tau ya kalau yang beli tiket di agen travel kayak gimana, tapi pas gue ke sana tuh dicek identitasnya sama nggak ama identitas yang tertera di tiket. Hemm...

Wes, yang penting kan udah nyampe nih ya. Siap-siap bertualang di dunia Ghibli!


Oh iya, bagi pecinta Ghibli pasti udah tau kan ya kalau di museumnya ini dilarang poto. Nah, aturannya itu teh hanya berlaku di dalam gedung doang. Kalau di luar gedung, pengunjung bebas poto-poto. Jadi tenang saja, hasrat narsis dan pansos warga Indonesia tetap dapat terpuaskan di Museum Ghibli.

Begitu masuk ke dalam Museum Ghibli tuh, perhatikan segala sudut yang ada. Dari jendela, pegangan tangga, furnitur, pernak-pernik kecil di tembok, duh, penuh dengan dunia Ghibli deh. Rasanya tuh baru dari tempat penukaran tiket aja bakal makan waktu lama hanya untuk mengapresiasi jendelanya doang.

Pertama-tama gue masuk ke ruangan yang gue nggak inget namanya—pastinya—udah gitu pamfletnya udah dibuang juga, di ruangan ini pengunjung bisa melihat cara kerja animasi. Bagaimana sih dari gambar-gambar bisa menjadi gambar bergerak aka animasi. Di ruangan ini juga indaaaah banget. Mesmerizing deh liatnya. Ini bahasa Indonesianya apa deh? Terpana? Kok asa feel-nya beda. Wes, pokoknya gue bisa anteng lama di sini cuma buat memperhatikan detail background per adegan yang ada, atau menonton contoh animasi Totoro.

Selanjutnya, karena gue laper banget, nggak pakai liat-liat ruangan yang lain, gue langsung menuju ke restorannya yang bernama "Mugiwara Boushi" aka Straw Hat. Menunya bisa dicek di tautan berikut. Antriannya lumayan lama. Gue kurang ngeh juga waktu itu ngantri berapa lama karena asyik baca novel. Satu setengah jam kayaknya ada sih. Restorannya juga indah banget interiornya. Tapi gue agak ragu untuk poto, jadi cuma poto makanannya doang. Itu pun potonya pakai kamera hape. Gue pesan Chicken Cream Pasta, Anzu & Chocolate Cake, dan teh Ceylon.


Pastanya enak banget. Gue bukan tipe yang suka dengan cream pasta, tapi yang ini enak. Nggak bikin eneg. Rasa krimnya nggak sekuat cream pasta yang biasanya ada di Jepang, apalagi di Indonesia. Ayam asapnya juga enak banget. Tehnya biasa aja. Honestly teh Ceylon rasanya terlalu mirip dengan teh-teh pasaran yang ada di Indonesia. Gue masih nggak bisa membedakan rasa teh Ceylon yang enak dan biasa-biasa aja itu kayak gimana. Hemm, masih nggak mahir nih di dunia pertehan.

Kembali ke makanan yang terakhir, yaitu dessert.


INI ENAK BANGET. Bagi siapapun yang mengunjungi Museum Ghibli, jangan lupa untuk mencicipi dessert yang ada di restorannya. Anzu itu buah aprikot. Jadi di setiap lapisan kuenya itu ada selai buah aprikot. Selainya ini enak banget huhu. Udah gitu ada aprikot keringnya juga kan jadi topping kuenya. Mamih, Jepang kenapa dessert-nya enak-enak u_u

Setelah kenyang, baru deh keliling-keliling museum. Lo nggak bisa gerak dalam keadaan perut keroncongan. Percaya lah.

Ruangan yang gue kunjungi setelah makan adalah replika ruang kerja Ghibli.

Ugh.....

Kalian detil sekali sih kerjanya. Gue kembali dibikin terpana melihat color palette doang. Haha. Karena bukan hanya sekadar color palette per karakter, tapi bahkan per waktu. Color palette karakter A normal, ketika terkena cahaya matahari, ketika malam hari, ebuset ampe segitunya lho. Dipajang juga Cels yang dipakai oleh Ghibli dalam memproduksi animasi mereka sebelum ada teknik digital. Pas lagi liat cels ini takjub banget deh memang ya dengan para animator. Sebelum pintu keluar dari ruangan ini, ada salam dari Hayao Miyazaki. Pas baca salamnya ini, nangis dong ="D

Ceritanya tuh ketika lagi bebersih studio, mereka menemukan semua cels itu, kemudian memutuskan untuk menaruh cels tersebut di museum. Miyazaki-kantoku menjelaskan bagaimana kenangan-kenangan yang terdapat pada cels tersebut terutama kenangan bersama mendiang Isao Takahata. Ya gimana gue nggak nangis coba kan?

Well, karena di tempat umum, jadinya cuma menitikan air mata sih. Begitu aja gue udah diliatin bocah, gimana kalau beneran nangis.

Lanjut muter-muter gejeh, belanja-belanja suvenir (cuma beli coklat doang sih buat oleh-oleh), lanjut deh keluar gedung untuk poto-poto!!


Uuuuuuuhh.... Kenapa sih begitu doang aja udah bisa bikin gue loncat kegirangan kayak anak kecil. Ghibli banget nggak sih ini? Rumahnya, pompa airnya, bunga-bunganya, semuanyaaaaaaa.

Salah satu yang iconic di Museum Ghibli adalah Robot dari film Tenku no Sora Laputa (Castle in The Sky). Patung Robot ini ada di atap gedung museum. Tangga menuju atapnya aja menggila, dikelilingi pohon menjalar. Cantik deh. Begitu sampai di atas, langsung ketemu deh dengan Robot.


Pemandangan dari atap juga bagus lho. Jangan dilewatkan ya.


Begitu lah sekiranya petualangan gue di Museum Ghibli. Museum ini sangat gue rekomendasikan, bahkan bukan hanya untuk pecinta animasi Ghibli, tapi bagi siapapun yang berkunjung ke Tokyo, jangan lupa untuk memasukan museum ini ke dalam itinerary perjalanan kalian.

Pas keluar ya, seperti yang sudah gue jelaskan di pembuka post ini, di Mita masih ada momiji! Tepat di sebelah Museum Ghibli, ada taman Inokashira. Pohonnya tuh masih banyak yang meraaaahh. Bagus deh.


Pulangnya, mampir sebentar ke Marunouchi Illumination di dekat stasun Tokyo. Kebetulan untuk ke Mita dari Kawasaki, salah satu tempat transitnya bisa lewat stasiun Tokyo. Kembali poto-poto deh, cekrek-cekrek, tapi nggak gitu lama karena dingin banget. Makin merinding begitu liat ada pasangan yang sedang poto pre-wedding di sana. Si mbaknya kan pakai wedding dress. Tipis banget kan itu bagian badan atas. Dia yang pakai wedding dress, gue yang menggigil.


Kalau udah musim dingin tuh wajib banget deh hunting illumination di Jepang.

Btw, dua hari dari main ke Museum Ghibli, gue nonton konser orkestra Ghibli! Bukan konser yang diadakan si komposer aslinya sih, tapi lumayan kece lho, karena MC-nya teh pengisi suaranya Nausicaa. Udah gitu ya!! Gue dapet tempat duduk tepat di atas panggung! Jadi bisa menonton permainan orkestranya dengan saksama. Jarang-jarang lho bisa dapet tempat duduk strategis gitu.


Penampilannya menyenangkan sih, tapi kayak ada yang kurang. Yah, emang nggak mungkin semegah konser Joe Hisaishi lah yaaaa, tapi tetap aja ada sedikit rasa kurang puasnya. Btw konsernya ini bakal diadakan lagi musim panas taun 2019. Siapa tau kan ya ada yang kebetulan ke Jepang dan pengen nonton konser orkestranya.

0 Comments