こんばんちわ♪
Kemarin pas lagi cari-cari tontonan buat temen kerja, kemudian menemukan drama ini. Drama NHK taun lalu. Sempat tertarik padahal dengan drama ini, tapi entah kenapa taun lalu itu nggak ngikutin. Ya tipi lu stand by Nitere muluk sih!
Drama berjudul Daisy Luck ini bercerita mengenai kehidupan menuju kepala tiga dari empat orang wanita yang bersahabat sejak kecil. Percintaan, pernikahan, karir. Memang ceritanya biasa sekali. Bahkan mungkin benar-benar ada yang kisah hidupnya seperti di drama ini. Hanya saja yang bikin menarik, drama ini dikemas dengan rapih? Ceritanya mengalir sewajarnya, jadi nggak ada kesan dibuat-buatnya.
Yah, walau tetap aja sih, mana ada hidup yang seindah di drama-drama.
Haha~
Tapi ya! Bagi wanita-wanita berumur pertengahan akhir 20-an, sekiranya bisa menonton drama ini. Ceritanya relatable sekali u_u
Empat orang sahabat, Kaede Yamashiro (Nozomi Sasaki), Kaoru Suou (Natsuna Watanabe), Michiru Sanuki (Shoko Nakagawa), Emi Iwashiro (Eri Tokunaga), kembali berkumpul di resepsi pernikahan Emi. Sial menimpa Kaede di hari yang membahagiakan tersebut, di tengah-tengah upacara pernikahan, ia dihubungi toko perhiasan tempatnya bekerja. Segera saja Kaede pergi menuju tempat kerjanya, meninggalkan acara pernikahan Emi. Di sana ia mendapatkan info bahwa toko perhiasan tersebut bangkrut, yang berarti Kaede kehilangan pekerjaan.
Seakan belum lengkap kesialannya di hari itu, sepulangnya dari pesta pernikahan Emi, Kaede diputuskan oleh pacarnya di rumahnya sendiri. Tidak ada pekerjaan, kekasihpun tidak ada. Di tengah-tengah kebingungan bagaimana menjalankan kehidupan setelah banyak hal yang menimpanya, akhirnya Kaede memutuskan untuk melakukan hal yang dia suka, yaitu menjadi pembuat roti. Kaede sangan menyukai roti, namun hanya dengan alasan tersebut belum tentu membuatnya bisa mendapatkan pekerjaan di toko roti. Berbagai toko roti yang didatanginya kebanyakan menolak lamarannya, terutama karena umurnya yang dinilai sudah cukup tua, yaitu 29 tahun. Umur segitu baru mau mulai belajar menjadi pembuat roti? Telat mbak.
Masalah lain dihadapi oleh Emi, yang seharusnya sedang bahagia-bahagianya karena baru saja menikah. Ibu mertuanya terus saja mengirimi berbagai macam sayur-mayur hasil ladang di kampung halaman suaminya. Emi yang sangat mengutamakan keseimbangan gizi dari makanan yang akan dimasaknya untuk sang suami tercinta, merasa terbebani oleh sayur-mayur kiriman ibu mertuanya. Belum lagi, Emi mencurigai suaminya berselingkuh.
Kaoru pun tidak lepas dari masalah. Kaoru adalah seorang Kyaria-wuman (career woman, tolong dibaca dengan meniru Bulzon Chiemi) yang sukses. Secara finansial, Kaoru tidak kekurangan sedikitpun. Apalagi perjalanan karirnya terus saja menuju ke arah yang lebih cerah. Bagaimana dengan kehidupan percintaannya? Kaede memiliki seorang pacar yang berumur lebih muda dibandingnya. Dari luar nampak seperti Kaede hanya menjadi tante girang si pemuda. Kenyataannya? Memang Kaede hanya dijadikan sebagai tante girang oleh pacarnya. Ketahuan berselingkuh, Kaede segera memutuskan pacarnya itu. Tak butuh waktu lama bagi Kaede menemukan kekasih baru. Masalahnya, kekasih barunya ini adalah seorang pria batsu ichi aka sudah pernah punya istri. Sudah begitu, kekasihnya ini seperti tidak serius berhubungan dengannya.
Beda lagi dengan masalah yang dihadapi oleh Michiru. Michiru adalah seorang pengrajin tas. Ia memiliki butik sendiri, yang juga merupakan tempat tinggalnya. Tapi yah, masa-masa indahnya sebagai pengrajin tas hanya bertahan di awal-awal ia membuka tokonya sendiri. Entah karena tas buatannya memiliki desain yang terlalu unik, atau ada alasan lainnya, Michiru sudah tidak pernah menerima order, bahkan tidak ada yang datang untuk membeli tasnya di toko. Penghasilannya sudah mendekati angka nol. Beruntung masih ada Takahiro Suou, adik Kaoru, yang selalu siap membantu Michiru.
Saat mereka masih SD, Michiru selalu menolong Takahiro ketika ia dirundung oleh teman-temannya. Takahiro merasa sudah sewajarnya kalau kali ini gilirannya lah yang membantu Michiru, tapi Michiru justru merasa tidak enakan dengan bantuan Takahiro. Selain itu, Michiru memang sudah seharusnya berpikir, mencari cara agar ia bisa tetap bertahan hidup dengan pekerjaan pilihannya, yaitu pengrajin tas.
Bisa dilihat dari penjelasan di atas, pekerjaan, karir, percintaan, pernikahan, keluarga. Seperti yang sudah gue tulis di awal post, dari drama ini kita bisa melihat berbagai masalah yang dihadapi oleh wanita di ambang usia 30 tahun. Beberapa hal yang pasti akan menimpa semua wanita. Bagaimana kita akan menjalani hidup, pastinya berbeda satu sama lain. Saat menonton drama ini, kemungkinan besar penonton akan merasakan kesamaan kisah dengan Kaede, Kaoru, Emi atau Michiru. Ada beberapa dialog yang bikin gue sadar juga, apa yang sekiranya harus gue persiapkan guna menuju step selanjutnya dalam kehidupan. Salah satu yang paling membekas adalah dialog berikut,
30になったとき「手に入れた物はある」と言えるかと考えるときに何もないんだよ。
"Ada pencapaian yang sudah kudapatkan!" Saat membayangkan apa bisa berkata seperti itu ketika berumur 30, tidak ada satu pun pencapaian yang terlintas.
JLEB
うちもじゃん
Chika, 28 tahun, mendadak jadi mulai membenahi kehidupannya. Telat banget tapi yaaaaaa. 30 tahun itu dua tahun lagi!
Drama ini jadi pengingat yang cukup bagus kalau hidup ternyata nggak bisa lempeng gitu-gitu aja. Bukan berarti harus ambisius harus bisa mencapai apa yang diinginkan. Hanya saja, apa yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun berada di dunia ini. Jadi kalau kalian menonton drama ini, mungkin aja bisa menemukan jalan seperti apa yang ingin ditempuh selanjutnya dalam hidup.
Recommended!!